Jakarta, 2 November 2022
Saat ini, lebih dari 90% dari seluruh pasar alat kesehatan Indonesia adalah impor. Pemerintah menanggapi kecanduan berat ini dengan memulai reformasi perawatan kesehatan 6 pilar. Transformasi ini mencakup ketahanan yang lebih besar di sektor farmasi dan alat kesehatan, didorong oleh potensi pertumbuhan pasar dan peningkatan yang signifikan dalam pengeluaran perawatan kesehatan.
“Pasar kami sangat besar. Jika sebagian besar belanja kesehatan masuk ke Indonesia dan tidak keluar negeri, pertumbuhan ekonomi kita akan membantu,” kata Menkes.
Untuk itu, Menkes menekankan agar produksi dan konsumsi obat dalam negeri harus dimaksimalkan. Pada tahun 2022, Departemen Kesehatan telah menganggarkan sekitar $38 miliar untuk peralatan dan obat-obatan. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 17 miliar akan digunakan untuk pembelian obat-obatan, vaksin, dan alat kesehatan dalam negeri.
“Dari belanja 38-39 miliar, komitmen kita tahun ini sekitar 17 miliar untuk belanja dalam negeri, sekarang 8 miliar,” kata Menkes.
Menkes melanjutkan, untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah membutuhkan dukungan dan komitmen pelaku ekonomi untuk mewujudkan kemandirian industri alat kesehatan, terutama di tengah pandemi COVID-19.
Dukungan ini salah satunya datang dari PT. Astra Component Indonesia (ASKI) mampu memproduksi alat kesehatan untuk keperluan rumah tangga. Antara lain, Selasa (2 Oktober), produk USG 2D, antropometri kit dan autoclave (unit sterilisasi) resmi dihadirkan.
Alat kesehatan buatan sendiri memiliki beberapa keunggulan, seperti ultrasound, yang portabel dan memiliki kemampuan telemedicine, memungkinkan komunikasi antara operator peralatan dan spesialis, serta pengarsipan hasil tes. Fungsi menyimpan hasil survei juga ada di set antropometri, disiapkan untuk koneksi ke aplikasi Android dan ke sistem pelaporan Kementerian Kesehatan.
Dengan kemampuan produksi PT. Menteri Kesehatan Astra Komponen Indonesia (ASKI) berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi, dan pengembangan alat kesehatan tidak hanya fokus pada alat kesehatan untuk pelayanan medis kuratif, tetapi juga pada pelayanan promotif dan preventif.
“Ke depan, Astra akan mampu memproduksi alat kesehatan untuk screening primer, seperti test kit untuk B. Diabetes mellitus, hipertensi, hipertensi, dll, yang akan menghilangkan kebutuhan untuk pergi ke laboratorium. Jika bisa mobile, integrasi digitalnya lebih baik lagi. Oleh karena itu, ada banyak peluang di bidang pembiayaan preventif,” kata Menkes.
Dalam proses produksinya, Menkes mengajak perusahaan untuk juga bekerjasama dengan UKM di daerah.
“Nanti mungkin sulit produksi di Astra, integrasi di Astra, tapi komponen bisa dibuat di daerah. Saya meminta Anda untuk merancang ekosistem bersama dengan industri nasional, terutama dalam 5 tahun ke depan, ”kata Menkes. .
Pesan ini dipublikasikan oleh Departemen Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jika membutuhkan informasi lebih lanjut, silakan hubungi Departemen Kesehatan Halo di 1500-567, sms 081281562620, fax (021) 5223002, 52921669 atau contact@kemkes.go.id. (MF)
Kepala Dinas Komunikasi dan Pelayanan Publik
Kota Dott.ssa Nadia Tarmizi, M. Epid
Kembali bersama Willoughers, Apakah pembaca Willough familiar dengan ilmu estetika. Kosakata Estetika kembali populer dengan… Read More
Jakarta, 8 November 2022 Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati setiap tanggal 12 November. Kali ini,… Read More
3 NUTRISI SEHAT UNTUK WANITA DI ATAS 40 GAYA HIDUP SEHAT - Tujuan utama dari… Read More
Jakarta (Antara). Santi Indra Astuthi, Guru Besar Jurusan Komunikasi Universitas Islam Bangang, menekankan pentingnya literasi… Read More
Jakarta - NasDem seharusnya mengumumkan aliansi dengan Partai Demokrat (PD) dan PKS besok, 10 November.… Read More
Jakarta, CNN, Indonesia. Game online atau game yang menggunakan internet membuat ketagihan tidak hanya untuk… Read More
This website uses cookies.