Kronologi Perundungan Anak Di Tangsel, Diawali Game Online Di Salah Satu Rumah Pelaku |

Pelecehan Anak di Tangering Selatan Berawal dari Judi Online di Rumah Penjahat Ancaman dimulai dengan mengajak korban bermain game online di rumah tersangka.

“Saat kecelakaan terjadi, para korban, pelaku anak, ingin tetap terjaga dan bermain game online di Rumah Saksi untuk anak-anak yang orang tuanya tidak di rumah (Idul Fitri)” kata Kapolsek Tangrang Selatan AKBP Sarley. Hanya dr Kamis (19/5).

MZA menangkap korban pada malam hari di rumahnya oleh tersangka penjahat. Di rumah ini, MZA bertemu dengan banyak anak dari lingkungannya. Anak-anak ditinggalkan di luar kota.

Selama pertandingan, MZA kalah dalam permainan dan diadili oleh pelakunya.

“Saat saya bermain game online dengan tim, ternyata tim kalah karena kesalahan korban. Pelaku remaja kemudian dibakar dengan inisial B oleh pelaku remaja. Video tersebut adalah Pak Pratama “penjahat” dia berkata.

2 dari 2 halaman

Tuduhan itu berlanjut ketika tersangka lain mengintimidasi dia dengan inisial MFB, karena tahu dia takut pada korban Falk, bahkan mengancamnya dengan pepaya.

“Kemudian korban diancam dengan pisau oleh pelaku remaja M., yang sudah berada di meja, dimana korban disekap oleh pelaku remaja MFB,” jelas Sarlin.

Penganiayaan tidak berhenti di situ. Beberapa anak korban lainnya diserang setelah ditangkap oleh pelaku MR MAW.

"Pelaku MR MAW menendang korban dan mengejarnya hingga pulang. Pelaku remaja memanaskan obeng dengan korek api untuk menggunakan NVL B, dan memasukkan obeng panas sebanyak dua kali ke tangan kiri korban," ujarnya.

Ibu korban, Noriana, mengaku sebelum kejadian MZA, anak pemilik, S., membawanya pulang untuk bermain game online. [Generasi]

Pelecehan anak di Tangering Selatan dimulai dengan game online di kriminal Ini adalah kasus pelecehan anak di Tangering Selatan. Empat orang tersangka pedofilia telah ditangkap di Tangareng selatan. Polisi telusuri video korban pencabulan anak di Tangareng Selatan Polisi menangkap delapan orang di Tangsil atas dugaan pedofilia.