Fenomena Game Online: Antara Hobi Hingga Candu

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tampaknya sangat pesat dewasa ini. Meluasnya penggunaan perangkat elektronik, yaitu
Smartphone, laptop dan tablet banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Pada masa ini, teknologi informasi terus berkembang, terus mengubah kebiasaan dan gaya hidup masyarakat dari berbagai kalangan.

Kita bisa bertukar pesan dengan mudah dan cepat, kita selalu mendapatkan informasi terbaru, hiburan tanpa batas yang bisa kita nikmati kapan saja dan dimana saja selama kita masih memiliki kuota internet atau terhubung dengan jaringan WiFi yang ada. Sungguh suatu kebahagiaan yang luar biasa bahwa kita dapat menjalani kehidupan kita sehari-hari dalam waktu yang sibuk dan rumit.

Kita semua tahu bahwa sulit untuk menyangkal bahwa kita tidak tertarik pada game atau game. Saya percaya bahwa setiap orang membutuhkan kesenangan untuk menjalani hidup mereka dalam aktivitas yang berbeda. Game atau permainan dapat menghilangkan rasa lelah atau menghibur diri sendiri untuk membuat pikiran lebih rileks dan nyaman, untuk mengembalikan mood atau semangat.

Sebagai salah satu produk dari pesatnya perkembangan teknologi, game online telah menjadi favorit berbagai kalangan terutama para remaja. Data dari Newzoo menunjukkan bahwa pada tahun 2020, jumlah pengguna smartphone global akan melebihi 3,3 miliar, dan jumlah total pemain game online di seluruh dunia akan mencapai 2,3 miliar. Ada lebih dari 82 juta pengguna smartphone di Indonesia saja. Ada lebih dari 52 juta pemain game online di Indonesia. Indonesia menempati urutan ke-17 dunia untuk jumlah pemain game online Pada tahun 2021, Indonesia juga akan menghabiskan sekitar 624 juta dolar AS atau setara dengan 8,7 triliun rupiah untuk game mobile.

Perkembangan game online di Indonesia nampaknya sangat besar saat ini. Seiring dengan peningkatan jumlah pengguna smartphone, jumlah pemain online yang aktif juga semakin meningkat. Tentu saja hal ini memunculkan fenomena baru yang sepertinya terkait dengan pertumbuhan game online. Apa yang terjadi di sini, terutama ketika judi online menjadi hiburan baru yang menyenangkan dan mengasyikkan, tetapi sering berubah menjadi kecanduan narkoba (opium), yang membawa kelelahan dan kelalaian dalam memenuhi berbagai tanggung jawab, terutama pada siswa.

Siswa SD, SMP, dan SMA adalah pemain utama game online. Mereka dapat memainkannya secara gratis di laptop, tablet, dan smartphone. Dari apa yang saya amati, siswa kebanyakan bermain game online di smartphone mereka. Nyaman, mudah dibawa kemana-mana dan hanya membawa power bank untuk mengisi daya, inilah alasan utama mengapa smartphone populer di kalangan pelajar untuk bermain game online. Ada berbagai genre game online. Dari olahraga hingga petualangan, permainan pikiran hingga pertempuran untuk dibuka di perangkat Anda masing-masing.

Awalnya hanya iseng, namun seiring berjalannya waktu, game online menjadi hobi baru bagi para pelajar. Lebih asyik kalau hang out bareng teman-teman yang lain. Jari-jarinya juga pintar dan silih berganti "klik" pada layar smartphone dan para pemain berteriak dengan semangat, sehingga permainan tidak lagi membingungkan dan membosankan. Tanpa harus hidup berjam-jam untuk memegang "perangkat" Anda masing-masing dan mengejar ketinggalan dengan teman-teman Anda.

Game online yang menjadi hobi baru bagi mahasiswa milenial, jelas bisa berdampak positif jika dimainkan secara “cerdas”. Game online memiliki banyak manfaat yang bisa kita alami, seperti belajar berpikir dan menyusun strategi dalam permainan untuk menang, melatih kerjasama dan kesatuan tim, menanamkan semangat dan mental pemenang, menjalin ikatan dengan kota lain bahkan bermain. atau dengan pemain negara (jika Anda berbicara bahasa Inggris tentu saja). Bahkan tidak jarang game online menjadi sarana penghidupan baru (baca: bisnis) dan nominal pendapatan yang tidak sedikit. Tentu saja lahir dari keseriusan dan kegigihan dalam bermain dan disimpulkan bahwa "Saya tidak bermain lagi, tetapi saya bekerja".

Jika game online memaksa siswa untuk "mengingat" tugas dan tanggung jawabnya, itu menjadi paradoks atau sesuatu yang negatif. Penting bagi siswa sekolah dasar dan menengah untuk terus belajar di sekolah dan di rumah. SMA sebagai generasi penerus bangsa untuk membangun peradaban dan budaya bangsa yang maju dan berakhlak mulia. Tidak jarang game online menjadi begitu “adiktif” sehingga siswa lupa waktu untuk belajar, makan, bersantai, atau bahkan berolahraga. Insiden pelecehan dan kekerasan sering terjadi di kalangan pelajar yang sumbernya adalah game online dan yang gamenya biasanya tidak jauh dari pertempuran dan peperangan.

Guru dan orang tua pasti memiliki pekerjaan ekstra untuk mengatur waktu dan mengawasi permainan anak agar tidak melupakan tanggung jawab dan kewajibannya sebagai siswa. Tidak dilarang, waktu harus diatur sedemikian rupa sehingga tertata dengan baik antara belajar, makan, rekreasi, olahraga dan olahraga. Itu tidak mudah, kecuali jika Anda bermaksud tidak mungkin di zaman kemajuan teknologi saat ini, yang menghentikan anak-anak dari bermain game online. Lagi pula guru dan orang tua bermain game online, yah, akui saja… ^___^

Lihat game lainnya